Sisi Gelap The International 2019 Dota 2

Trofi Aegis of Champions buat jawara Dota 2 di TI. (Foto: Jeff Vinnick/Getty Images)

Jakarta - The International kembali menorehkan rekor dunia. Tetapi di balik itu, turnamen akbar eSport dari Dota 2 ini juga memunculkan sisi gelap. Dari calo sampai isu bajak pemain.

Kasus Calo Tiket

Terendus banyak praktik percaloan pada TI kali ini. Salah satunya karena sistem ticketing yang dipakai berbeda dari sebelumnya.

Jika sebelumnya penonton tidak bisa memilih seat dan ditempatkan secara acak, kini penonton bisa memilih tempat duduk yang berdampak pada harga lokasi kursi yang berbeda-beda. Media setempat, Shanghai Morning Post, bahkan sempat menuding pihak yang mengurusi tiket TI9 berkomplot dengan calo di China menyusul adanya penonton yang tempat duduknya diganti.



Sejumlah sumber dari Esports Observer juga mengatakan bahwa sistem ticketing TI9 relatif dibobol para hacker karena pembelian tiket tidak membutuhkan verifikasi identitas atau atau tanda pengenal.

Selain itu, tiket yang dijual kali ini juga berbeda dari sebelumnya. Kertas biasa menggantikan badge yang menjadi tiket di TI sebelumnya. Bentuk itu ditengarai lebih mudah ditiru guna bikin tiket palsu. Muncul pula beberapa laporan ada penonton bertiket yang tidak bisa masuk ke venue karena tiketnya itu ternyata palsu.

Isu Pengaturan Skor di Dota 2

Hal ini menjadi salah satu isu yang sempat diperbincangkan oleh beberapa tim owner di China. Salah satunya oleh Tong Xin, CEO dari Newbee Gaming. Apalagi isu pengaturan skor juga bukan hal asing, dan sudah beberapa kali terjadi, di Dota 2.

Isu ini sendiri pada dasarnya lebih merupakan sebuah kekhawatiran, khususnya di China, karena Dota 2 dikabarkan menjadi target utama modus operandi pengaturan skor -- walaupun lebih banyak di pertandingan liga amatir. Tong Xin salah satu yang amat prihatin karena merasa ini dapat menghambat regenerasi pemain Dota 2 di China, selain juga amat buruk bagi perkembangan eSport di China.



Bajak Pemain Lawan

Desas desus praktik ini mulai berhembus sejak The International 9 akan dimulai. Beberapa pemain China dikabarkan telah dikontak secara personal oleh tim Royal Never Give Up (RNG) untuk dimasukkan ke dalam roster inti Dota 2.

Salah satu CEO tim Secret, yang notabene tim dari barat, juga terimbas dan lapor ke komunitas Dota 2 China bahwa salah satu pemainnya termasuk yang didekati oleh RNG. Untungnya pemain tersebut melapor kepada CEO tim Secret, John Yao. Menurut John, tindakan ini tak etis lantaran atlet eSport punya kontrak dan manajemen organisasi lain seharusnya menghormati kontrak itu.

Umumnya transfer pemain bisa dilakukan jika ada kesepakatan antara kedua belah tim dan kesediaan dari player tersebut. Maka pada kasus ini RNG yang santer disebut melakukan pendekatan personal pun dikecam berbagai pihak. Salah satu puncak ingar-bingar praktik ini adalah keputusan Fade, kapten dari Vici Gaming, untuk pensiun sebagai pemain pro.

Sumber: https://inet.detik.com/games-news/d-4689580/sisi-gelap-the-international-2019-dota-2
Share:

Recent Posts